"HIDUP DENGAN NIKMAT CINTA".
    Cinta menghias hati.
    Cinta adalah gejolak jiwa,
    ghairah dan kasih sayang fithrah manusia.
    Hikmah cinta sangatlah besar.
    Cinta adalah perisai kokoh
    menghadapi ujian dan cobaan
    berat dan ringan di perjalanan.
    Tak ada cinta tanpa rintangan.

    (H.Mas’oed Abidin, Profil Cinta, September 1997)

Fenomena cinta yang melekat di dalam jiwa manusia menjadi pendorong ghairah hidup mencapai cita cita.

Fenomena cinta, menjadi faktor utama bagi kelanjutan hidup manusia, dalam kenal mengenal sesama.

Cinta menjadi pengikat yang kuat dalam hubungan antar keluarga, kerukunan masyarakat, mengasihi sesama yang melahirkan keamanan dan persahabatan, ketentraman dan keselamatan.

PROFIL CINTA DALAM ISLAM ADALAH “IMAN”,

    Cinta inilah anugerah Allah.
    Cinta yang mengandung kejujuran dan hikmat.
    Cinta yang mengandung keadilan dan amanat.
    Cinta yang hiasannya
    Cinta adalah iffah
    Cinta adalah kesanggupan menahan diri supaya tak terjerembab kepada yang mudharat
    Cinta adalah kekuatan mengalah semenit untuk menang seumur hidup.
    Cinta diwarnai oleh syaja’ah
    berani menempuh bahaya untuk merebut suatu kemashlahatan,
    Cinta juga,
    yang sanggup membawa badan
    berakit ke hulu berenang ketepian.
    Profil cinta di tanamkan Islam
    sebagai sumbangan bagi peradaban ummat manusia,
    agar manusia tidak bertungkus lumus
    dalam nafsu, amarah dan kema’shiyatan, fatamorgana dan ‘asyik ma’syuk.
    Cinta adalah buah yang manis dari Iman.
    (H.Mas’oed Abidin, Profil Cinta, September 1997)

Iqbal melukiskannya dalam untaian indah :

  • Cinta adalah penuntun kepala dan hati yang prima,
    Tanpa cinta, aqidah dan hukum hanyalah berwujud
    tumpukan konsep belaka;
    Kebenaran Khalil adalah cinta,
    Keteguhan hati Husen adalah cinta.
    Di medan pertempuran hidup yang bengis,
    Badar dan Hunain adalah cinta.
  • Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu, membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan ummat manusia (sakinah).

    Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, keakraban dan keintiman, serta kesediaan berjihad di jalan Nya.

    “siapapun yang membawa seseorang kepada petunjuk hidayah Allah – kemudian di ikutinya petunjuk itu –, maka dia akan mendapatkan balasan sebagaimana balasan yang diterima oleh orang yang mengikutnya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang mereka peroleh” (H.R. Imam Muslim dan Ash-habus-Sunan)

    Cinta sangat perlu dalam setiap upaya membentuk kemashlahatan individu dan masyarakat.

    Lihatlah bagaimana Iqbal mengungkapkannya :

    Seluruh cinta adalah bagi Musthafa,
    akal tidak berarti apa apa selain bagi Abu Lahab.
    Kadang kala ia berbuat dengan penipuan,
    kadangkala dengan kekuatan.
    Asing adalah awal dari cinta,
    asing adalah akhirnya !
    Di dunia pertempuran dan pemberontakan
    perpisahan lebih baik daripada pertemuan.
    Di saat pertemuan matinya kerinduan,
    di saat perpisahan bergejolaknya kerinduan.
    Tatkala bertemu aku berani melemparkan kejapan mataku,
    Kendatipun mataku yang tajam
    berada dalam riset sebuah dalih
    Perpisahan adalah hangatnya kerinduan,
    perpisahan adalah gemparnya keluh kesah.
    Perpisahan adalah suatu penyelidikan
    waktu yang sangat baik,
    Perpisahan adalah besarnya suatu titik.

    ]

    Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.

    • Digg
    • Del.icio.us
    • StumbleUpon
    • Reddit
    • RSS

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar