Fenomena cinta yang melekat di dalam jiwa manusia menjadi pendorong ghairah hidup mencapai cita cita.
Fenomena cinta, menjadi faktor utama bagi kelanjutan hidup manusia, dalam kenal mengenal sesama.
Cinta menjadi pengikat yang kuat dalam hubungan antar keluarga, kerukunan masyarakat, mengasihi sesama yang melahirkan keamanan dan persahabatan, ketentraman dan keselamatan.
PROFIL CINTA DALAM ISLAM ADALAH “IMAN”,
Iqbal melukiskannya dalam untaian indah :
Cinta adalah penuntun kepala dan hati yang prima,
Tanpa cinta, aqidah dan hukum hanyalah berwujud
tumpukan konsep belaka;
Kebenaran Khalil adalah cinta,
Keteguhan hati Husen adalah cinta.
Di medan pertempuran hidup yang bengis,
Badar dan Hunain adalah cinta.
Perasaan cinta yang ditanamkan Allah pada hati seorang menjalin ikatan keluarga yang kuat dengan kasih sayang, menumbuhkan tanggung jawab dan saling menolong, membina hubungan sosial antar bangsa dengan saling membantu, membangun peradaban dan saling tukar informasi, ilmu pengetahuan, serta mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan ummat manusia (sakinah).
Tali cinta (mahabbah) dengan buhulan aqidah (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), mempererat kesetiaan antara sesama, keakraban dan keintiman, serta kesediaan berjihad di jalan Nya.
“siapapun yang membawa seseorang kepada petunjuk hidayah Allah – kemudian di ikutinya petunjuk itu –, maka dia akan mendapatkan balasan sebagaimana balasan yang diterima oleh orang yang mengikutnya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang mereka peroleh” (H.R. Imam Muslim dan Ash-habus-Sunan)
Cinta sangat perlu dalam setiap upaya membentuk kemashlahatan individu dan masyarakat.
Lihatlah bagaimana Iqbal mengungkapkannya :
Seluruh cinta adalah bagi Musthafa,
akal tidak berarti apa apa selain bagi Abu Lahab.
Kadang kala ia berbuat dengan penipuan,
kadangkala dengan kekuatan.
Asing adalah awal dari cinta,
asing adalah akhirnya !
Di dunia pertempuran dan pemberontakan
perpisahan lebih baik daripada pertemuan.
Di saat pertemuan matinya kerinduan,
di saat perpisahan bergejolaknya kerinduan.
Tatkala bertemu aku berani melemparkan kejapan mataku,
Kendatipun mataku yang tajam
berada dalam riset sebuah dalih
Perpisahan adalah hangatnya kerinduan,
perpisahan adalah gemparnya keluh kesah.
Perpisahan adalah suatu penyelidikan
waktu yang sangat baik,
Perpisahan adalah besarnya suatu titik.]
Islam mengakui fenomena cinta yang melekat pada fithrah manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar